Bunda Terapkan 5 Kiat Jitu Ini untuk Menanamkan Sifat Toleransi Pada Anak

Terlahir di negara yang mempunyai keberagaman suku, etnis, dan hal lain yang berlainan menciptakan orang mesti memiliki sifat mendapatkan perbedaan tersebut. Sifat itu disebut toleransi. Artian lengkapnya ialah sebuah sikap saling menghormati dan menghargai antar individu maupun kelompok dalam penduduk atau dalam lingkup yang lain.


Sehingga sifat jelek mirip langkah-langkah diskriminasi yang mengarah pada langkah-langkah mengolok, menggertak sampai mengancam eksistensi individu atau kalangan yang berlainan.


Maka langkah-langkah toleransi menjadi komponen paling penting dalam bermasyarakat. Tentunya perilaku ini mesti ditanamkan semenjak dini selaku bentuk tanggung jawab ibu terhadap anak. Bagi Anda yang baru dan sudah memiliki anak, berikut kiat jitu menanamkan sifat toleransi pada anak:



  1. Memahami Diri Sendiri


Toleransi harus dimulai dengan kepada diri sendiri. Pertumbuhan anak akan lamban laun menimbulkan perbedaan dirinya dengan orang lain. Memberitahu tentang perbedaan yang terdapat dalam dirinya, membuat anak akan bisa mengerti dan menerimanya.


Maka tahap permulaan dalam mengajari perilaku toleransi adalah penerimaan kepada apa yang ada dalam dirinya. Ibu juga yang menjadi acuan dengan cara menjadi ibu teladan lewat menerapkan toleransi dalam keseharian.



  1. Menanamkan Rasa Cinta


Rasa cinta biasanya direduksi cuma pada rasa terhadap orang yang ingin dijadikan kekasih atau terhadap keluarga. Padahal rasa cinta mampu ke semua orang dan dalam jumlah yang banyak.


Rasa cinta akan menjadi penting alasannya adalah anak akan bisa dengan gampang menerima perbedaan dalam bentuk apapun. Sehingga rasa simpati dan tenggang rasa telah dimiliki, dan ketika temannya meminta sumbangan, akan dengan mudah untuk menolongnya tanpa melihat persamaan yang ada.


Ibu harus tahu cara menjadi ibu yang menyenangkan dan senantiasa menebar cinta biar anak juga mencintai siapapun yang berlainan.



  1. Pemahaman Stereotip


Anak hidup di dunia yang di mana dalam masyarakatnya tidak semua mempunyai perilaku toleransi secara utuh. Maka tak aneh masih ada stereotip dan penghakiman yang ada di dalam kehidupan sehari-hari, serta juga ada dalam bermedia sosial.


Maka salah satu cara menjadi ibu bijak yakni dengan memutuskan anak memahami keadaan tersebut, sehingga tidak terjebak ada kondisi yang tidak secara sengaja atau dalam kondisi sadar juga meneruskan stereotip yang menyerang individu atau kalangan yang berlawanan.


Apalagi umumnya stereotip dibalut dengan dagelan, sehingga menilai bahwa itu hanya bagian dari humor. Maka pemahaman tentang stereotip atau stigma dan penerapan toleransi bisa diketahui secara utuh anak, dan menciptakan mereka tidak ikutan untuk mengolok orang lain alasannya perbedaan.



  1. Mengilangkan Egois


Perbedaan tidak cuma terjadi pada keadaan fisik, namun juga dalam menyampaikan perbedaan. Maka ketika seseorang melaksanakan kritikan terhadap pendapat atau anak berada dalam keadaan sedang melakukan diskusi dan sedang menghadapi perbedaan, penting dilakukan cara menetralisir anak keras hati terhadapnya agar mampu menetralisir perilaku egois pada dirinya, sehingga bisa menerima keadaan yang berlainan tersebut.



  1. Menumbuhkan Percaya Diri


Kebanyakan kondisi dikala perbedaan timbul adalah mayoritas orang tidak akan melakukan sikap toleransi. Karena perbedaan menawarkan sentuhan yang menganggu kenyamanan orang yang sudah biasa hidup dengan perilaku dan menyaksikan keadaan fisik yang sama.


Sehingga perlu untuk menumbuhkan percaya diri, semoga dikala menerapkan toleransi, anak tetap berani walaupun menjadi minoritas. Keberanian menjadi kunci, karena berada dalam keadaan minoritas banyak hal yang mesti dihadapi tergolong intimidasi yang mau diterima oleh anak.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel