Cerita Leonika Boedioetomo Tentang Reblood Sangat Menginspirasi
Leonika Sari Njoto Boediutomo merupakan seorang gadis muda yang bisa menciptakan prestasi yang membanggakan sebagaimana juga veronica linardi , grace tahir, catherine hindra sutjahyo , dan angelina tjahyadi . Di usia yang relatif muda yakni 22 tahun, dia telah berhasil menjadi CEO Reblood.
Sebuah Startup yang didalamnya berisi orang-orang yang aktif menyumbangkan darahnya. Berbekal prestasi ini, gadis yang erat disapa Leo ini berhasil merangsak masuk kedalam jajaran “30 Top Asia” 2016 majalah forbes.
Sebuah prestasi yang juga amat membanggakan sekaligus memberi inspirasi dan ciri-ciri perempuan pintar . Bagaimana tidak banyak gadis seumurannya di usia mirip itu mungkin masih berkutat dengan dunia peralayan. Jalan ke mall, nonton, hangout main instagram, tik tok dan melakukan hal yang sana sekali tak berfaedah.
Namun, Leo menandakan bahwa gadis muda juga memiliki penemuan terutama di bidang yang notabene yakni kawasan para orang-orang yang mempunyai kepeduliaan tinggi.
Sebuah riset yang dijalankan oleh Kementrian Kesehatan memperlihatkan fakta bahwa di indonesia, setiap tahunnya mempunyai kelemahan satu kantong darah. Pada tahun 2013 saja tercatat jumlah kekurangan meraih angka 2,4 juta kantong. Miris bukan, kalau dibandingkan jumlah penduduk indonesia yang notabene dengan jumlah penduduk terbesar nomor 3 dunia. Berangkat dari fakta memprihatinkan ini Leo dan rekan rekannya kemudian tergerak untuk menciptakan Reblood.
Reblood ialah sebuah startup yang dapat menjadi solusi dari penyelesain problem diatas, sekaligus juga akan memperlihatkan faedah dan derma yang mampu dicicipi oleh banyak orang. Reblood mempunyai tujuan, dimana dengan kehadiran Reblood diharapkan tidak akan ada lagi ajal yang disebabkan oleh kekurangan katong darah. Tentunya Reblood yang di dirikan oleh gadis kelahiran 18 Agustus 1993 ini memiliki tantangan tersendiri dan me jadikannya perempuan kuat di indonesia .
Salah satunya yaitu masih minimnya kesadaran setiap orang untuk menyumbangkan darahnya secara rutin. Padahal menurut fakta kesehatan bahwa menyumbangkan darah seara berkala mampu mengurangi resiko berbagai penyakit berbahaya dan tentu saja akan membuat badan lebih sehat. Sebuah fakta unik yang di dapatkan mereka yang berada pada usia produktif 17-40 tahun, rata-rata tidak mempunyai waktu untuk datang kepusat penyumbangan darah. Hal ini tidak lain yaitu karena aktivitas kerja yang dijalani.
Melihat fakta ini, maka Reblood secara aktif melaksanakan promosi kepada acara pendonoran darah. Sehingga setiap orang mampu mendonorkan darah mereka dimanapun dan kapanpun. Seperti di mall, Universitas, kantor atau bahkan kawasan biasa yang lain, baik pada hari kerja ataupun hari libur. Selain itu, Reblood juga ingin mengurangi jumlah calon pendonor yang ditolak alasannya tidak dalam keadaan kesehatan yang bagus. Misalnya kurang fit, kurang tidur, anemia atau juga Hb rendah. [AdSense-B]
Oleh karena itu, Reblood membangun suatu tata cara pengingat yang hendak mengantarkan sms ke nomor kandidat pendonor, sehingga mereka mampu mempersiapkan kesehatan ketika hari H pengambilan darah. Untuk mengembangkan motivasi para pendonor darah, Reblood akan memperlihatkan poin bagi mereka yang aktif menyumbangkan darhnya.
Poin ini akan di tambahkan ke akun mereka dan lalu dapat di tukarkan dengan reward. Tentunya selali memotivasi hal ini juga ada bagian hiburan, sehingga bisa memacu semangat para kaula muda khususnya untuk aktif menyumbangkan darahnya secara berkala .
Nah, itulah tadi kisah Leonika Boedioetomo perihal Reblood. Semiga postingan ini dapat memberi inspirasi sebagaimana cerita dewi sartika dan cut nyak dhien sebagai tokoh pendekar perempuan indonesia. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.